• Nutrisi & Kesehatan

Lemak susu, baik atau buruk untuk tubuh kita?

Oleh Mindy Wigzell

Mindy adalah Ahli Gizi Senior di Anchor. Beliau memiliki gelar BSc (Honoris) Nutrisi dan Diet dari King's College, London.

  • Nutrisi & Kesehatan

Produk susu direkomendasikan oleh para ahli sebagai bagian dari diet sehat karena memberikan nutrisi penting untuk kesehatan.

Produk susu secara alami mengandung lemak, termasuk lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Akibatnya, selama beberapa dekade kita disarankan untuk membatasi asupan lemak jenuh dari semua sumber makanan dan khususnya kita perlu memilih produk susu rendah lemak. Namun, makin banyak bukti menunjukkan bahwa reputasi buruk dari susu full-fat ini mungkin tidak serta-merta dapat dibenarkan.

"Lemak susu memiliki sejumlah manfaat. Misalnya beberapa produk susu membantu melarutkan vitamin yang larut lemak, termasuk vitamin A – nutrisi yang penting untuk penglihatan, fungsi kekebalan tubuh, dan pertumbuhan sel."
Mengapa lemak penting?

Lemak berperan penting dalam diet Anda karena menyediakan energi dan merupakan struktur pembangun yang penting untuk sel-sel tubuh. Lemak juga melarutkan dan membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.. 

Lemak mencakup berbagai macam komponen lipid, dan secara umum dibagi menjadi lemak tak jenuh dan lemak jenuh. Lemak tak jenuh dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, sementara lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Meskipun demikian, baru-baru ini teori tersebut banyak diperdebatkan oleh para ahli, di mana sebagian ahli mempertanyakan kaitan antara lemak jenuh dan penyakit kardiovaskular.

Tahukah Anda bahwa susu adalah sumber lemak alami?

Susu secara alami mengandung sekitar 4% lemak, hingga sekitar sepertiga di antaranya adalah lemak tak jenuh dan sisanya lemak jenuh. Kandungan lemak bervariasi pada produk susu, beberapa produk seperti krim, mentega, dan keju adalah sumber lemak susu yang lebih terkonsentrasi.  

Lemak susu memiliki sejumlah manfaat. Misalnya beberapa produk susu membantu melarutkan vitamin yang larut lemak, termasuk vitamin A – nutrisi yang penting untuk penglihatan, fungsi kekebalan tubuh, dan pertumbuhan sel.  

Selama bertahun-tahun, susu full-fat dan produk susu full-fat seperti keju, dianggap sebagai sesuatu yang perlu diminimalkan karena kandungan lemak jenuhnya. Tetapi anggapan bahwa susu full-fat buruk bagi kesehatan jantung mulai dipertanyakan oleh para ahli internasional, beberapa ahli bahkan menerbitkan pedoman diet agar kita tidak lagi fokus pada produk susu rendah lemak.

Bagaimana susu full-fat memengaruhi jantung kita?

Bukti yang berkembang menunjukkan konsumsi susu, termasuk susu full-fat, tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada populasi umum, terlepas dari kandungan lemak jenuhnya. Bahkan keju, yang mengandung lemak tinggi, tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung atau stroke. 

Beberapa ahli kini percaya bahwa terlalu cepat jika kita menyimpulkan bahwa susu full-fat buruk bagi kesehatan jantung karena mengandung lemak jenuh. Banyak yang mendukung teori bahwa komposisi makanan secara keseluruhan, termasuk juga nutrisi lainnya, turut memengaruhi bagaimana efek makanan terhadap kesehatan jantung. Susu dan produk susu menyediakan nutrisi lengkap, dan efek produk susu terhadap kesehatan jantung juga dipengaruhi oleh keseluruhan nutrisi yang ada, tidak hanya dilihat dari kandungan lemaknya. Jadi, kita sebaiknya tidak hanya melihat pada satu macam nutrisi, tetapi penting juga untuk melihat efek dari suatu makanan secara keseluruhan. Dan sekarang menjadi lebih jelas bahwa produk susu seperti susu full-fat, keju, dan yogurt tampaknya tidak berdampak negatif terhadap kesehatan jantung. Penting untuk diingat bahwa orang dengan riwayat penyakit jantung harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk meminta saran diet berdasarkan kebutuhan spesifik setiap individu.

Mentega baik untuk Anda–tetapi dalam jumlah yang wajar

Beberapa produk susu berlemak tinggi seperti mentega dan krim tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dua hingga tiga porsi sehari karena tingginya kandungan lemak dan hanya memberikan sedikit nutrisi dari susu. Produk ini digunakan untuk memasak dan memanggang, atau sebagai olesan roti yang lezat, dengan rasa unik yang sulit untuk digantikan oleh produk lainnya.  

Mentega khususnya, banyak dijauhi dalam pedoman diet karena kandungan lemak jenuhnya. Tetapi bukti terbaru menunjukkan bahwa konsumsi hingga 14 g mentega per hari (sekitar 1 sendok makan) tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit, dan jumlah yang wajar dapat menjadi bagian dari diet seimbang yang sehat untuk populasi umum. Diet seimbang terutama mencakup buah dan sayuran, serta biji-bijian, susu dan sumber protein lainnya, dan juga sumber lemak tak jenuh seperti minyak nabati, kacang-kacangan, dan alpukat karena mendukung kesehatan jantung.  

Mentega – alami dan lezat

Mentega terbuat dari bahan-bahan alami: krim segar yang dipisahkan dari susu sapi dan terkadang ditambahkan garam. Itu saja. Ini menjadikan mentega sebagai pilihan tepat bagi konsumen yang menginginkan produk alami. Mentega Selandia Baru terkenal dengan warna kuning keemasan. Ini karena sapi Selandia Baru merumput di padang rumput segar, sehingga meningkatkan kandungan beta-karoten dalam lemak susu dibandingkan dengan sapi yang diberi makan terutama dengan biji-bijian.  

Kesimpulannya, bukti menunjukkan bahwa bagi sebagian besar konsumen, produk susu termasuk jenis full-fat dapat menjadi bagian dari diet yang menyehatkan jantung. Produk susu seperti susu full-fat, keju, dan yogurt yang sarat dengan nutrisi penting dan mengonsumsi dua sampai tiga porsi susu sehari baik bagi kesehatan. Bahkan mentega dapat dikonsumsi dalam diet sehat seimbang, dan pastikan konsumsi Anda dalam jumlah yang wajar.